Minggu, 21 Juli 2013

yasinan

Soal: apa pendapat anda tentang yasinan..?

Jawab: mungkin yang anda maksud adalah tradisi membaca surat yasin secara berjama’ah yang dipimpin oleh satu imam dan dilaksanakan setiap malam jum’at, dan tradisi ini tidak pernah ada dizaman baik Rasulullah, sahabat, tabi’in, dan seterusnya. Ini baru-baru diadakan zaman belakangan ini oleh segelintir orang dan inipun tidak dikenal di beberapa Negara islam, ini hanya ada di asia tenggara khususnya Indonesia.

Soal: apakah anda menklaim bahwa ini amalan bid’ah..?

Jawab: saya katakan iya, kenapa…? Karena sudah saya sebutkan tadi bahwa amalan ini tidak pernah ada di zaman para sahabat.

Soal: apakah anda melarang umat untuk membaca surat yasin….?

Jawab: bukan surat yasinnya yang dilarang tapi cara-cara seperti dilaksanakan berjama’ah dan mengkhususkan pada malam jum’at saja, ini yang jadi pertanyaan besar, agama islam ini agama dalil, jadi yang berhubungan dengan syari’at baik bersifat ibadah atau muamalah, tentu dibutuhkan dalil yang sah.

Soal: jadi menurut anda, kapan harus membaca surat yasin..?

Jawab: surat yasin sama seperti surat-surat yang lainnya, tidak harus dikhususkan hanya surat yasin saja yang dibaca, perlu diingat bahwa didalam Al-Qur’an terdapat 114 surat dan seluruh surat dalam Al-Qura’an memiliki faedahnya, pertanyaanya, kenapa kita hanya membaca yasin saja sementara surat paling utama adalah surat Al-Fatihah dan ayat yang paling utama adalah ayat kursiy dan itu terdapat di surat Al-Baqarah, jadi kalau boleh disarankan, bacalah Al-Qur’an secara menyeluruh dari al fatihah sampai an nass, dengan kata lain khatamkan Al-Qur’an, jangan hanya yasin saja yang dibaca.

Soal: kami tidak melakukan takhsis,, apa salahnya kami membaca surat yasin..?

Jawab: pertanyaan saya,,, jika anda tidak melakukan takhsis, lalu kenapa anda membaca surat yasin secara berjama’ah hanya malam jum’at saja..? kenapa tidak setiap hari dan setiap malam, kalau itu baik kenapa anda tidak membacanya di dalam shalat…? Sekali lagi saya tegaskan bahwa bukan surat yasinnya yang dilarang tapi caranya itu yang dilakukan secara berjama’ah dan dikhususkan setiap malam jum’at… ini jelas perbuatan bid’ah yang di ada-adakan…

Soal: seringkali amalan yang saya lakukan anda sebut itu bid’ah,, apakah anda tahu apa itu bid’ah..?

Jawab: secara bahasa artinya sesuatu yang baru dan belum pernah ada contohnya,,, seperti firman Allah:
“ Allah menciptakan Langit dan bumi…” ( QS. Al-Baqarah : 117 )
Didalam ayat diatas terdapat kata “ BADII’U “ dan ini adalah penegasan dari Allah bahwa Allah menciptakan langit dan bumi tanpa ada contoh sebelumnya, silakan rujuk kitab “ mufraadat al faazhil Qur’an “ hal. 111 materi kata bada’a oleh ar-raaghib al-ash fahani rahimahullah.
Dan bid’ah secara istilah, dan ini yang saya maksud, adalah sesuatu yang baru di dalam masalah ad-diin yang tidak dilandasi ilmu baik dari Al-Qur’an, as sunnah, dan ijma’. Mari kita lihat pendapat para ulama tentang bid’ah:
-         Syaikhul islam ibnu taiymiyyah
Bid’ah dalam islam adalah segala sesuatu yang tidak di syari’atkan oleh Allah dan RasulNya, yakni yang tidak diperintahkan baik dalam wujud perintah wajib atau bentuk anjuran ( sunnah )” ( majmu’ fatawa )
-         Al-Hafizh ibnu Rajab Al-Hanbali
Yang dimaksud dengan bid’ah adalah yang tidak memiliki dasar hukum dalam ajaran syari’at yang mengindikasikan keabsahannya.adapun yang memiliki landasan dalam syari’at yang menunjukkan kebenarannya, maka secara syari’at bukan dikatakan bid’ah walaupun secara bahasa dikatakan bid’ah. Maka setiap orang  yang membuat-buat sesuatu lalu menisbatkannya kedalam ajaran agama, namun tidak memiliki landasan dari agama yang biasa dijadikan hujjah, berarti itu adalah kesesatan. ( jami’ul ulum wal hikam, dengan diringkas )
-         Imam asy syatibi rahimahullah
Bid’ah adalah cara baru dalam beragama yang dibuat-buat dan menyerupai syari’at dengan maksud untuk berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah. ( Al-I’tisham )
Dan pernyataan imam asy syatibilah yang paling jelas dan universal.

Soal: bukankah bid’ah dalam islam ada 2 yakni bid’ah hasanah dan bid’ah dhalalah…?

Jawab: tidak ada bid’ah hasanah dalam islam…

Soal: apakah anda berani membantah umar bin khattab yang 
mengatakan bahwa tarawih berjama’ah adalah sebaik-baik bid’ah..?

Jawab: perkataan umar bin khattab itu shahih dan terdapat dalam shahih bukhari, namun disini saya akan membantah pemahaman anda terhadap perkataan umar bin khattab,
Pertama.. bahwa umar mengatakan seperti itu dengan dilandasi ingin menghidupkan sunnah yang sudah hilang yakni shalat tarawih berjama’ah, dulu Rasulullah melaksanakan tarawih berjama’ah hanya 3 hari saja selebihnya beliau shalat sendiri di rumah, dengan alasan bahwa beliau takut akan dianggap wajib oleh umatnya, pada masa pemerintahan abu bakar, sunnah ini belum dihidupkan lagi padahal Rasulullah telah wafat, dan barulah pada masa pemerintahan umar bin khattab, sunnah ini digalakkan lagi. Lantas dimana bid’ahnya, sementara perbuatan umar dilandasi oleh perbuatan Rasulullah yang pernah melakukan tarawih berjama’ah.
Kedua… jika perkataan umar ini anda jadikan dalil untuk melaksanakan amalan bid’ah dan mengklaim bahwa bid’ah yang anda lakukan adalah bid’ah hasanah, maka ini tidak tepat karena perkataan umar bersifat khusus bukan umum, yang dikatakan umar hanya tarawih berjama’ah, beliau tidak menyebutkan yasinan dsb.
Ketiga.. oke anggaplah perkataan umar ini sejalan dengan yang anda maksud yakni ada bid’ah hasanah dalam islam, maka perkataan umar ini tidak akan bisa merubah ketetapan hukum yang Rasulullah tetapkan, yakni beliau bersabda:” … dan setiap bid’ah adalah sesat “ ( HR. Abu Dawud dan yang lainnya )

Soal: anda perhatikan lagi, jangan main vonis semua bid’ah itu sesat, anda perhatikan makna “kullu” dalam hadits tersebut bersifat naqiroh yang maknanya adalah tidak semuanya…

Jawab: baik kalau begitu kita periksa sama-sama, kita bawakan matan hadits lengkapnya. Rasulullah bersabda:
“ sebaik-baik perkataan adalah kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah, dan seburuk-buruk perbuatan adalah yang diada-adakan, setiap yang diada-adakan adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat, dan setiap kesesatan tempatnya di neraka” ( HR. muslim dan nasa’I )
Mari kita artikan sesuai pemahaman anda bahwa kullu disitu bermakna tidak semuanya, dan ada 3 kata kullu dalam hadits itu, yang pertama berarti: “tidak semua yang diada-adakan itu bid’ah”,  sekarang yang kedua: “tidak semua bid’ah itu sesat”, sekarang yang ketiga: “tidak semua kesesatan tempatnya di neraka”, pertanyaan saya, apakah ada kesesatan yang masuk surga…? Tentu ini mempermainkan akal sehat kita. Dan 3 kata kullu disitu berada dalam satu konteks hadits, jika bermakna tidak semua maka tiga-tiganya pun bermakna tidak semua, jadi mana yang pas menurut anda?

Soal: apakah anda tahu bahwa imam syafi’I pun mengatakan bahwa ada bid’ah hasanah, silakan cek kitab manaaqib beliau karya al-baihaqi…

Jawab: sudah saya katakan, jika memang ada orang mengatakan ada bid’ah hasanah dalam islam walaupun sekelas imam syafi’I, ini tidak akan merubah ketetapan hukum yang dibuat oleh Rasulullah, sekelas abu bakar dan umar saja tidak bisa menggantikan hadits, lalu bagaimana yang selain beliau…? Seperti perkataan ibnu abbas ketika menerangkan sifat manasik Nabi, lalu ada yang berkata, “ akan tetapi abu bakar berkata ini dan itu, dan umar pun berkata ini dan itu,” maka seketika itu wajah ibnu abbas memerah tanda marah seraya berkata.: “ bagaimana kalian ini, aku membawakan hadits nabi tapi kalian membantahnya dengan perkataan abu bakar dan umar, sungguh… hampir saja hujan batu diturunkan kepada kalian karena kalian membenturkan hadits nabi dengan perkataan abu bakar dan umar.”
dan yang dimaksud imam syafi’I adalah bid’ah secara bahasa saja, coba anda cek perkataan beliau selanjutnya, imam syafi’I memberikan contoh bid’ah hasanah seperti mempelajari ilmu nahwu’, membangun pesantren, mengumpulkan hadits, lantas mana yasinannya, maulidan atau semacamnya..? jelaslah bagi orang yang berakal sehat bahwa maksud imam syafi’I adalah bid’ah secara bahasa.

Soal: baik kalau begitu, saya akan bawakan beberapa hadits agar anda puas..
1.    ” Siapa yang membaca surat Yasin dalam suatu malam, maka ketika ia bangun pagi hari diampuni dosanya dan siapa yang membaca surat Ad-Dukhan pada malam Jum’at maka ketika ia bangun pagi hari diampuni dosanya”.(Ibnul Jauzi, Al-Maudhu’at, 1/247).
2.    “Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu mempunyai hati dan jantung (inti) Al-Qur’an itu ialah surat Yasin. Siapa yang membacanya maka Allah akan memberikan pahala bagi bacaannya itu seperti pahala membaca Al-Qur’an sepuluh kali”. ( HR. Tirmidzi )
3.    “Siapa yang membaca surat Yasin di pagi hari maka akan dimudahkan (untuknya) urusan hari itu sampai sore. Dan siapa yang membacanya di awal malam (sore hari) maka akan dimudahkan urusannya malam itu sampai pagi”. ( HR. Ad-Darimi 2:457 dari jalur Amr bin Zararah )
Masih banyak hadits tentang keutamaan surah yasin, apa argument anda..?

Jawab: thoyyib, kalau begitu saya akan takhrij seluruh hadits tentang yasinan beserta derajatnya…
Hadits pertama yang anda bawakan adalah palsu, ibnul Jauzi mengatakan, hadits ini dari semua jalannya adalah batil, tidak ada asalnya.
Imam Daruquthni berkata : Muhammad bin Zakaria yang ada dalam sanad hadits ini adalah tukang memalsukan hadits. (Periksa : Al-Maudhu’at, Ibnul Jauzi, I/246-247, Mizanul I’tidal III/549, Lisanul Mizan V/168, Al-Fawaidul Majmua’ah hal. 268 No. 944).
Hadits kedua yang anda bawakan, hadits ini pun Palsu. Hadits ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (No. 3048) dan Ad-Darimi 2:456. Di dalamnya terdapat Muqatil bin Sulaiman. Ayah Ibnu Abi Hatim berkata : Aku mendapati hadits ini di awal kitab yang di susun oleh Muqatil bin Sulaiman. Dan ini adalah hadits batil, tidak ada asalnya. (Periksa : Silsilah HaditsDha’if No. 169, hal. 202-203) Imam Waqi’ berkata : Ia adalah pendusta. Kata Imam Nasa’i : Muqatil bin Sulaiman sering berdusta.(Periksa : Mizanul I’tidal IV:173).
Hadits ketiga yang anda bawakan, Hadits ini Lemah.
Hadits ini diriwayatkan Ad-Darimi 2:457 dari jalur Amr bin Zararah. Dalam sanad hadits ini terdapat Syahr bin Hausyab. berkata Ibnu Hajar : “Ia banyak memursalkan hadits dan banyak keliru.” (Periksa :Taqrib I:355, Mizanul I’tidal II:283).
Sekarang berhubung sudah masuk ke dalam hadits tentang yasinan, saya akan bawakan hadits tentang yasinan yang lainnya lagi beserta derjatnya, mari kita periksa bareng-bareng dengan objektif.

1.     ” Siapa yang membaca surat Yasin pada malam hari karena mencari keridhaan Allah, niscaya Allah mengampuni dosanya”.
Keterangan :
Hadits ini Lemah.
Diriwayatkan oleh Thabrani dalam kitabnya Mu’jamul Ausath dan As-Shaghir dari Abu Hurairah, tetapi dalam sanadnya ada rawi Aghlab bin Tamim. Kata Imam Bukhari, ia munkarul hadits. Kata Ibnu Ma’in, ia tidak ada apa-apanya (tidak kuat). (Periksa : Mizanul I’tidal I:273-274 dan Lisanul Mizan I : 464-465).

2.    ” Siapa yang terus menerus membaca surat Yasin pada setiap malam, kemudian ia mati maka ia mati syahid”.
Keterangan :
Hadits ini Palsu.
Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dalam Mu’jam Shaghir dari Anas, tetapi dalam sanadnya ada Sa’id bin Musa Al-Azdy, ia seorang pendusta dan dituduh oleh Ibnu Hibban sering memalsukan hadits. (Periksa :Tuhfatudz Dzakirin, hal. 340, Mizanul I’tidal II : 159-160, Lisanul Mizan III : 44-45).

3.    ” Siapa yang membaca surat Yasin pada permulaan siang (pagi hari) maka akan diluluskan semua hajatnya”.
Keterangan :
Hadits ini Lemah.
diriwayatkan oleh Ad-Darimi dari jalur Al-Walid bin Syuja’. Atha’ bin Abi Rabah, pembawa hadits ini tidak pernah bertemu Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Sebab ia lahir sekitar tahun 24H dan wafat tahun 114H.(Periksa : Sunan Ad-Darimi 2:457, Misykatul Mashabih, takhrij No. 2177, Mizanul I’tidal III:70 dan Taqribut Tahdzib II:22).

4.    “Siapa yang membaca surat Yasin satu kali, seolah-olah ia membaca Al-Qur’an dua kali”. (Hadits Riwayat Baihaqi dalam Syu’abul Iman).
Keterangan :
Hadits ini Palsu.
(Lihat Dha’if Jamiush Shaghir, No. 5801 oleh Syaikh Al-Albani).

5.    “Siapa yang membaca surat Yasin satu kali, seolah-olah ia membaca Al-Qur’an sepuluh kali”. (Hadits Riwayat Baihaqi dalam Syu’abul Iman).
Keterangan :
Hadits ini Palsu.
(Lihat Dha’if Jami’ush Shagir, No. 5798 oleh Syaikh Al-Albani). Bahkan hadits ini berbenturan dengan hadits di atas, mana yang akan kita benarkan, 2x atau 10x…?

6.    “Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang akan mati di antara kamu”.
Keterangan :
Hadits ini Lemah.
Diantara yang meriwayatkan hadits ini adalah Ibnu Abi Syaibah (4:74 cet. India), Abu Daud No. 3121. Hadits ini lemah karena Abu Utsman, di antara perawi hadits ini adalah seorang yang majhul (tidak diketahui), demikian pula dengan ayahnya. Hadits ini juga mudtharib (goncang sanadnya/tidak jelas). Hadits inilah yang banyak dijadikan hujjah untuk membaca yasin untuk si mayyit.

7.    ” Tidak seorang pun akan mati, lalu dibacakan Yasin di sisinya (maksudnya sedang naza’) melainkan Allah akan memudahkan (kematian itu) atasnya”.
Keterangan :
Hadits ini Palsu.
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam kitab Akhbaru Ashbahan I :188. Dalam sanad hadits ini terdapat Marwan bin Salim Al Jazari. Imam Ahmad dan Nasa’i berkata, ia tidak bisa dipercaya. Imam Bukhari, Muslim dan Abu Hatim berkata, ia munkarul hadits. Kata Abu ‘Arubah Al Harrani, ia sering memalsukan hadits. (Periksa : Mizanul I’tidal IV : 90-91).

8.    “Barangsiapa menziarahi kubur kedua orang tuanya setiap Jum’at dan membacakan surat Yaasiin (di atasnya), maka ia akan diampuni (dosa)nya sebanyak ayat atau huruf yang dibacanya.”
Keterangan: HADITS INI PALSU
Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adiy (I/286), Abu Nu’aim dalam kitab Akhbaru Ashbahan (II/344-345) dan ‘Abdul Ghani al-Maqdisi dalam Sunannya (II/91) dari jalan Abu Mas’ud Yazid bin Khalid. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sulaim ath-Thaifi, dari Hisyam bin ‘Urwah, dari ayahnya, dari ‘Aisyah, dari Abu Bakar secara marfu’.Lihat Silsilah Ahadits adh-Dha’ifah wal Maudhu’ah (no. 50).Dalam hadits ini ada ‘Amr bin Ziyad Abul Hasan ats-Tsaubani. Kata Ibnu ‘Adiy: “Ia sering mencuri hadits dan menyampaikan hadits-hadits yang BATHIL.”Setelah membawakan hadits ini, Ibnu ‘Adiy berkata: “Sanad hadits ini BATHIL, dan ‘Amr bin Ziyad dituduh oleh para ulama memalsukan hadits.”Kata Imam Daruquthni: “Ia sering memalsukan hadits.”
Periksa: Mizaanul I’tidal (III/260-261 no. 6371), Lisanul Mizan (IV/364-365)
Sekarang apa argument anda..?
Soal: itu kan hanya yang anda ketahui saja, sebetulnya masih ada lagi hadits-hadits tentang yasinan dan para ulamapun banyak yang menshahihkannya.
Jawab: betul hanya itu yang saya ketahui, namun jika memang ada lagi, saya minta dengan hormat kepada anda untuk mendatangkan hujjah atau dalil-dalil anda jika memang masih ada, jangan hanya pokoknya ada. Mari kita lihat apakah betul para ulama banyak yang memakai dalil tentang yasinan,, berikut saya akan bawakan perkataan para ulama tentang hadits yasinan secara universal, ingat ini yang berbicara adalah para ulama bukan saya.
Abdullah bin Mubarak berkata : Aku berat sangka bahwa orang-orang zindiq (yang pura-pura Islam) itulah yang telah membuat riwayat-riwayat itu (hadits-hadits tentang fadhilah surat yasin dan yang lainnya ).
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah berkata : Semua hadits yang mengatakan, barangsiapa membaca surat ini akan diberikan ganjaran begini dan begitu SEMUA HADITS TENTANG ITU ADALAH PALSU. Sesungguhnya orang-orang yang memalsukan hadits-hadits itu telah mengakuinya sendiri. Mereka berkata, tujuan kami membuat hadits-hadits palsu adalah agar manusia sibuk dengan (membaca surat-surat tertentu dari Al-Qur’an) dan menjauhkan mereka dari isi Al-Qur’an yang lain, juga kitab-kitab selain Al-Qur’an. (Periksa : Al-Manarul Munffish Shahih Wadh-Dha’if,hal. 113-115).
"Semoga ilustrasi dialog ini akan bermanfa’at dan lebih mudah difahami. Wallahu a’lam"

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.